Hujan Mata Pisau
Semua orang sedang bertumbuh dan sedang berproses dengan masing-masing caranya. Dan selalu terduduk dalam ketakutan tidak akan pernah membuatmu lebih dekat dengan masa depan. Kurang lebih begitulah kalimat yang secara tiba-tiba langsung menarik memori saya pada sebuah lirik lagu fstvlst yang cukup sederhana dengan judul “Hujan Mata Pisau”. Saya rasa inti dari lagu tersebut bisa diwakili oleh sepenggal lirik berikut “keberanian yang menyelamatkan, dan ketakutanlah yang menenggelamkan”. Bisa dibilang lagu ini adalah salah satu lagu dari fstvlst yang cukup sukses dalam menyampaikan pesan dibalik liriknya. Barangkali kesuksesan tersebut dikarenakan faktanya memang banyak orang yang mengalami banyak ketakutan yang sama. Dan lagu tersebut hadir sebagai salah satu media untuk mengingatkan kita bahwa keberanianlah yang akan menyelamatkan.
Berbicara soal ketakutan itu luas, sebagai manusia sepertinya memang sudah kodratnya memiliki banyak ketakutan. Namun yang jadi masalah adalah ketika ketakutan tersebut berlebihan sehingga bukan emosi yang ada dalam kendali kita namun sebaliknya, kita ada dalam kendali emosi, ketakutan dan kecemasan. Dalam beberapa perjalanan mencoba memahami dan melawan perasaan takut, Saya sendiri mencoba untuk notice terhadap perasaan tersebut. Dan ada beberapa hal yang saya rasa itu sangat merugikan diri kita ketika kita dalam kendali sebuah ketakutan.
Pertama, mungkin akan saya awali lagi dengan sepenggal lirik dari lagu lain. Akselerasi Maksimum lagu dari band heavy metal Seringai. Dari lirik lagu tersebut saya cukup tersadarkan dengan penggalan lirik berikut “takut kehilangan banyak hanya membuat dirimu lumpuh”. Setelah dipikir-pikir beberapa kali, memang benar adanya, karena faktanya ketakutan terkadang justru membuat diri kita tidak bisa tampil atau berusaha dengan maksimal. Dari hal tersebut saya percaya, kekuatan dan kemantapan mental sejatinya sangat penting. Bahkan menurut Saya lebih penting dari kekuatan fisik. Namun jangan ditelan mentah-mentah sehingga mengabaikan kekuatan fisik. Semuanya harus seimbang, sama kuatnya.
Yang Kedua, adalah hilangnya begitu banyak peluang dan kesempatan yang bermanfaat untuk membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik hanya karena diri kita terlalu banyak pertimbangan. Pertimbangan itu muncul atas dasar untuk meminimalisir resiko, namun karena berlebihan dalam memikirkan hal tersebut, dan akhirnya kita dalam kendali ketakutan. Kitapun menjadi lemah, pikiran negatif tersebut menguasai diri kita, sehingga kita tidak punya keberanian untuk mengambil sebuah keputusan besar, karena kita sudah takut dengan hal yang sebenarnya itu hanya sebuah bayang-bayang hasil dari pikiran kita sendiri.
Ketiga, waktu rasa takut telah menguasai adalah waktu yang buruk dalam hal mengambil sebuah keputusan. Karena setelah mencoba memperhatikan, dan melakukan beberapa riset soal kecemasan, kesimpulan yang saya ambil, dalam hidup realitanya ada banyak keputusan-keputusan yang jauh dari kata rasional lahir ketika kita cemas atau takut. Karena ada salah satu bagian otak yang disebut amigdala lebih dominan untuk aktif ketika cemas dibandingkan bagian otak depan prefrontal cortex yang memiliki fungsi untuk berfikir secara logis, dan rasional.
Pada akhirnya rasa takut itu sejatinya hanya ada dalam pikiran kita, namun nyatanya tidak semua orang punya kemampuan atau kekuatan yang cukup untuk melawan rasa takut itu sendiri. Menurut Saya rasa takut dan cemas itu penting untuk dimiliki, karena barangkali justru dengan hal itu, kita bisa tumbuh menjadi manusia yang lebih baik dari hari sebelumnya. Dan terakhir di tulisan ini akan Saya tutup dengan salah satu tweet yang cukup berkesan dan semoga bisa membantu kita melawan rasa takut kita masing-masing. Cheers…! 🍻